Mengatur Keuangan Keluarga -Berikut adalah manajemen keuangan keluarga yang berlaku di
masyarakat :
- Keuangan keluarga diatur sepenuhnya oleh Ibu Rumah Tangga (istri), suami akan menyerahkan seluruh penghasilannya kepada istri untuk dikelola, dan biasanya suami hanya meminta ‘jatah’ untuk keperluan pribadi sehari-hari.
- Keuangan keluarga diatur sepenuhnya oleh Kepala Keluarga (Suami), istri hanya akan mendapatkan uang untuk belanja keperluan rumah tangga sehari-hari
- Keuangan keluarga diatur bersama, biasanya cara ini berlaku bagi suami istri bekerja dan pengaturan keuangan berlaku berdasarkan kesepakatan pos-pos mana yang menjadi bagian suami dan pos-pos mana yang menjadi bagian istri. Contoh, suami bertanggung jawab untuk membayar uang sekolah, tagihan listrik, air, cicilan mobil/motor dan sebagainya. Sedangkan istri bertanggung jawab untuk belanja kebutuhan hari-hari.
Bila ingin
membahas manajeman keuangan keluarga maka kita perlu mengetahui terlebih
dahulu mengenai sumber penghasilan yang diterima oleh keluarga, karena
beda sumber penghasilan beda juga cara mengaturnya. Menurut sifatnya ada
2 jenis sumber penghasilan, yaitu sumber penghasilan yang bersifat
tetap dan sumber penghasilanbersifat tidak tetap.
Sumber Penghasilan Tetap
Disebut tetap karena
penghasilan yang diterima bersifat tetap, ada yang tetap dari sisi
jumlah dan waktu, namun ada pula yang tetap hanya dari sisi waktu
1.
Tetap dalam jumlah dan waktu, artinya setiap bulan keluarga akan
menerima penghasilan dengan jumlah yang sama dan waktu yang sama,
contohnya seorang karyawan memiliki gaji Rp. 5 juta per bulan yang
diterima setiap tanggal 25.
2.
Tetap hanya dari sisi waktu, berarti penghasilan diterima setiap bulan
di tanggal yang sama, namun besarnya penghasilan setiap bulan tidak
sama. Biasanya ini berlaku untuk orang yang bekerja di marketing, yang
penghasilannya dihitung berdasarkan komisi.
Sumber Penghasilan Tidak Tetap
Disebut tidak tetap
karena besarnya penghasilan yang diterima tidak selalu sama dan waktu
penerimaannya pun tidak dapat dipastikan. Contoh yang paling mudah untuk
menggambarkan sumber penghasilan tidak tetap ini adalah wirausahawan
atau kontraktor.
Untuk dapat menemukan
cara mengatur keuangan keluarga berdasarkan sumber penghasilan maka ada
baiknya kita mempelajari perilaku para manajer keuangan keluarga dalam
mengatur keuangan keluarga yang ada saat ini :
- Ada yang melakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran secara terperinci sehingga sang manajer keuangan dapat menghitung besarnya pengeluaran selama satu bulan dan dapat dievaluasi apakah ada pos-pos pengeluaran yang sebenarnya tidak diperlukan.
- Saat menerima gaji, ada yang langsung memisahkan sesuai pos-pos pengeluaran, seperti untuk belanja keperluan sehari-hari, untuk keperluan sekolah, untuk membayar tagihan listrik, air dan lain-lain dan sisanya untuk keperluan tak terduga.
- Ada juga yang tidak memiliki perencanaan matang, uang dikeluarkan sesuai kebutuhan saat itu, bila gaji tidak mencukupi sampai akhir bulan, maka dana tambahan dikeluarkan dari tabungan. Bila tidak memiliki tabungan, biasanya akan menggunakan kartu kredit.
- Dengan alasan praktis tidak perlu membawa uang tunai dan bisa dibayar bulan depan, ada yang lebih senang bertransaksi dengan kartu kredit, dari pembayaran tagihan listrik, telepon hingga belanja bulanan dilakukan dengan kartu kredit. Tidak jarang saya jumpai ada yang memiliki banyak kartu kredit dari bank berbeda-beda dan si pemilik sangat hafal dengan tanggal jatuh tempo masing-masing, jadi penggunaan kartu disesuaikan dengan tanggal jatuh tempo
- Ada yang mengumpulkan setiap struk belanja, kwitansi bayaran dan tagaihan dan kemudian direimburst kepada suami, kecuali untuk belanja ke pasar.
- Untuk yang berwiraswasta, ada yang melakukan pemisahan keuangan usaha dengan keperluan pribadi/keluarga tapi ada pula yang tidak, semua keperluan langsung diambil dari dana usaha tersebut.
Mengatur Keuangan Keluarga